A K T I V A = H U T A N G + M O D A L
Contoh :
CV. Seruni pada awal tahun 2011 baru mendirikan usahanya dimana masing-masing pemilik menyetorkan modal awalnya pada perusahaan masing-masing sebagai berikut :
- Roni Rp. 200.000.000,
- Yasin( tanah Rp. 200 jt dan bangunan Rp.300 jt ) Rp. 500.000.000-
- Noppy (kendaraan ) Rp. 200.000.000
- Pinjam Bank Rp. 100.000.000
Kas + Tanah / bangunan + Kendaraan = Hutang + Modal
Rp. 300.000.000 + Rp.500.000.000 + Rp.200.000.000 = Rp. 100.000.000 + Rp. 900.000.000
Dari persamaan dasar akuntansi tersebut dapat disusun sebuah Neraca awal dari CV. Seruni sebagai berikut :
CV. SERUNI
Neraca Awal
No Aktiva Jumlah No. Passiva Jumlah
1 Aktiva lancar : 1 Hutang :
Kas Rp. 300.000.000 Hutang bank Rp. 100.000.000
Jumlah Aktiva lancar Rp. 300.000.000 jumlah hutang Rp. 100.000.000
2 Aktiva Tetap : 2 Modal :
Tanah Rp. 200.000.000
Bangunan Rp. 300.000.000
Kendaraan Rp. 200.000.000 Rp. 900.000.000
Jumlah Aktiva Tetap Rp. 700.000.000
Jumlah Aktiva Rp. 1.000.000.000 Jumlah Passiva Rp. 1.000.000.000
Persamaan akuntansi yang menggambarkan hubungan antara rekening neraca dan rugi-laba sperti penghasilan dan biaya dapat dituliskan sebagai berikut " Harta yang dimiliki perusahaan ditambah biaya yang timbul sama dengan kewajiban dan modal serta penghasilan yang diterima" sehingga dapat di formulasikan dengan rumus sebagai berikut :
AKTIVA + BIAYA = HUTANG + MODAL + PENGHASILAN
Contoh :
Selama tahun 2010 CV. Seruni melakukan transaksi-transaksi sebagai berikut :
- Total Penjualan barang dagangan sebesar Rp. 500.000.000
- Pembelian barang dagangan Rp. 250.000.000
- Biaya-biaya Rp. 150.000.000
- Sisa Piutang dagang Rp .100.000.000
- Sisa Hutang dagang Rp. 50.000.000
- Sisa Persediaan barang dagang Rp. 50.000.000
- Sisa Hutang bank Rp. 75.000.000
- Saldo Hutang biaya Rp. 25.000.000
Dari data tersebut diatas, maka dapat dihitung penghasilan selama tahun 2010 sebagai berikut :
CV. Seruni
Laporan Laba-Rugi
Tahun 2010
Penjualan Rp. 500.000.000
HPP :
Pembelian Rp. 250.000.000
Persediaan akhir Rp. 50.000.000
HPP Rp. 200.000.000
Laba Kotor Rp. 300.000.000
Biaya-biaya Rp. 150.000.000
Laba bersih Rp. 150.000.000
Dari data tersebut dapat dihitung besarnya masing-masing saldo akhir antara lain :
Saldo Akhir Kas :
Saldo awal Kas Rp. 300.000.000
Ditambah:
Pencairan piutang dagang Rp. 400.000.000
Jumlah Kas awal dengan tambahan Rp. 700.000.000
Di kurangi :
Pelunasan piutang Rp. 200.000.000
Biaya Rp. 125.000.000
Angsuran Bank Rp. 25.000.000
Jumlah pengurang Rp. 350.000.000
Saldo Kas akhir Rp. 350.000.000,-
Saldo Piutang dagang :
Saldo awal Piutang dagang Rp. 0
Ditambah :
Piutang penjualan Rp. 500.000.000
Piutang awal dan tambahan Rp. 500.000.000
Dikurangi :
Pelunasan Piutang dagang Rp. 400.000.000
Saldo akhir piutang dagang Rp. 100.000.000
Saldo akhir persediaan :
Saldo awal persediaan Rp. 0
Ditambah :
Pembelian Rp. 250.000.000
Persediaan awal dan tambahan Rp. 250.000.000
Dikurangi :
HPP Rp. 200.000.000
Saldo akhir Persediaan Rp. 50.000.000
Saldo akhir hutang dagang :
Saldo awal hutang dagang Rp. 0
Ditambah :
Pembelian Kredit Rp. 250.000.000
Hutang dagang awal dan tambahan Rp. 250.000.000
Dikurangi :
Pelunasan hutang dagang Rp. 200.000.000
Saldo akhir Hutang dagang Rp. 50.000.000
Saldo akhir hutang bank :
Saldo awal Hutang bank Rp. 100.000.000
Ditambah :
Hutang bank Rp. 0
Hutang bank awal dan tambahan Rp. 100.000.000
Dikurangi :
Angsuran hutang bank Rp. 25.000.000
Saldo akhir Hutang bank Rp. 75.000.000
Saldo akhir hutang biaya :
Saldo Hutang biaya Rp. 0
Ditambah :
Biaya yang belum dibayar Rp. 150.000.000
Hutang biaya awal dan tambahan Rp. 150.000.000
Dikurangi :
Pelunasan hutang biaya Rp. 125.000.000
Saldo akhir Hutang biaya Rp. 25.000.000
Laba di tahan akhir :
Laba ditahan awal Rp. 0
Ditambah :
Laba tahun berjalan Rp. 150.000.000
Laba tahun berjalan dan tambahan Rp. 150.000.000